Minggu, 26 Juni 2011

Proposal Nilai-nilai Pendidikan Dalam Film 3 Idiots

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju atau lebih dikenal sebagai zaman global mendorong setiap aspek untuk dapat menyesuaikan diri dengan zaman tersebut pula. Salah satu aspek yang dimaksud tersebut adalah pendidikan. Dunia pendidikan adalah dunia yang harus menjadi sebuah sorotan utama dalam kemajuan sebuah Negara dan bangsa. Dari perkembangan zaman tersebut pula menyebabkan keinginan untuk menyampaikan sebuah ide yang sesuai pada zamannya. Jika dahulu penyampaian nilai-nilai pendidikan baru berupa lisan, dan kemudian berlanjut pada tulisan, maka pada era globalisasi ini, media yang digunakan semakin beragam dan maju pula.
Media lisan misalnya, yang hanya mencakup verbalisasi sebuah ide seperti dakwah, ceramah, diskusi dan lain-lain. Kemudian, tulisan dengan menggunakan media cetak seperti buku, surat kabar, majalah, komik, novel, cerpen dan berbagai macam bentuk tulisan lainnya yang telah mampu menstimulasi daya baca ingat dan penglihatan. Dan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan juga tidak hanya bertempat disekolah, diperpustakaan dan dimasjid. Namun sekarang penyampain ide telah banyak menggunakan media audio visual. Para pendidik dan orang tua tidak dapat mengingkari begitu kuat pengaruh media komunikasi khususnya media audio visual terhadap anak didik. Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan adalah tugas kita untuk kreatif dan selektif dalam menggunakan unsure-unsur media audio visual yang ada.
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, media massa mempunyai peran yang cukup dominan dalam membentuk prilaku kehidupan manusia. Bahkan orang yang hidup dalam alam modern akan merasa bahwa media massa adalah bagian dari hidupnya. Hal ini karena media termasuk televise mampu untuk memberikan informasi-informasi secara efektif. Disamping itu televisi juga mampu untuk mengenalkan suatu norma baru yang belum dikenal oleh masyarakat oleh karena itu sangat memungkinkan televisi mampu untuk menumbuhkan norma-norma yang berhubungan dengan perilaku keagamaan.
Film misalnya yang telah menyediakan berbagai macam pengetahuan dengan berbagai model dan ragam penyajiannya sehingga dapat menarik banyak peminat untuk memanfaatkannya. Film merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Karena apa yang terpandang mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dibaca atau hanya didengar saja.
Dengan kata lain bahwa penyerapan sebuah ilmu pengetahuan akan semakin mudah bila proses transfer ilmu tersebut menggunakan aspek penglihatan dan pendengaran, bahkan dalam hal ini (audio visual) mampu membawa aspek emosi (perasaan). Sehingga diharapkan dengan mengoptimalkan ketiga aspek tersebut, maka pengahayatan terhadap sebuah ilmu yang didapatkan dalam film akan lebih dihayati serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebab, film merupakan media yang cukup digemari peminatnya, karena melalui film dapat dilihat secara langsung kehidupan dunia perfilman seperti tingkah laku pemain, watak dan kepribadian yang kesemuanya ditampilkan lewat acting. Namun semua itu sangat berpengaruh terhadap siapapun yang menontonnya, sehingga cukup mudah untuk ditiru, apalagi anak-anak yang dalam tahap pertumbuhan dan dalam tahap meniru atas apa yang ia lihat.
Namun pada realita yang ada sekarang dunia perfilman kini berlomba-lomba memadu trend dengan bermacam-macam adegan yang merusak dan meracuni anak didik. Seperti yang telah banyak kita temukan film-film anak sekolahan yang mempermainkan gurunya saat belajar di kelas, dengan demikian derajat seorang guru secara tidak langsung benar-benar direndahkan, dan itupun mereka praktekan di sekolah. Kemudian cara bergaul dan berpakaian yang tidak sepantasnya dilakukan oleh anak sekolahan, hal-hal yang demikian banyak kita temukan tampil dilayar televisi dengan leluasa sehingga tidak sedikit anak sekolahan yang melihatnya ikut menirukan gaya mereka.
Seperti film yang pantas untuk diproduksi maupun dikonsumsi menurut penulis yaitu film yang berusaha menumbuhkan nilai-nilai, materi dan metode pendidikan. Sebut saja film yang muncul sekitar tahun 90-an, kiamat sudah dekat. Film yang disutradarai oleh Dedi Mizwar ini menyodorkan nilai pendidikan yang bersifat sederhana, mudah dicerna, mengena pada seluruh kalangan mulai dari bawah sampai atas.
Selain film yang mengandung nilai pendidikan islam ada pula film yang menanamkan nilai-nilai perjuangan yang bersifat nasionalis, cinta tanah air, cinta daerah dan lainnya. Sebut saja film Naga Bonar karya Asrul Sani, Naga bonar Jadi Dua Karya Dedi Mizwar, disamping itu ada pula film yang menekankan perjuangan anak untuk menempuh pendidikan yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Sebut saja Laskar Pelangi yang dimuat dari Novel Karya Andrea Hirata yang kemudian dijadikan film oleh Riri Riza.
Dari berbagai macam film yang penulis sampaikan diatas, penulis melihat ada sebuah film drama yaitu “3 Idiots” yang tidak hanya mencukupkan isi dan kandungannya berupa metode dan materi pendidikan. Namun lebih dari itu sutradara film ini sangat memperhatikan nilai estetika film itu sendiri. Selain itu film ini banyak menekankan arti sebuah kehidupan beserta sebuah proses dalam membentuk pola pikir manusia.
Berangkat dari pemaparan di atas, penulis akan meneliti dan membahas nilai-nilai pendidikan yang tertanam dalam film 3 Idiots ini diharapkan mampu mengubah pola piker dan pola hidup yang lebih baik dalam diri manusia yang menontonnya. Disamping itu, penulis menganggap bahwa film ini layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Adapun nilai pendidikan yang dapat diambil dari pesan melalui film ini antara lain nilai pendidikan Agama, nilai pendidikan Estetika, nilai pendidikan Moral dan nilai pendidikan sosial. film yang disutradarai oleh Rajkumar Hirani dengan durasi 163 menit ini bercerita tentang persahabatan 3 mahasiswa yaitu Rancho (Aamir Khan), Raju (Sharman Joshi) dan Farhan (R. Madhavan) di Imperial College of Engineering. Mereka harus tinggal di asrama sampai selesai menempuh pendidikan sebagai enginer. Di balik pendidikan yang sebenarnya sama saja seperti di Indonesia, kita diharuskan mengerti ini itu, menghapal diluar kepala definisi ini itu sesuai apa kata buku, tanpa tahu nantinya bisa diterapkan atau tidak semua pelajaran yang mereka terima tersebut. Dalam film ini banyak diceritakan mengenai pelajar yang tujuan mereka hanyalah mengejar nilai untuk mendapatkan pekerjaan, berbeda halnya dengan Rancho pemeran utama dalam film tersebut yang lebih mementingkan ilmu dibandingkan hasilnya.
Berangkat dari permasalahan diatas, penulis akan mencoba untuk mengeksplorasi lebih jauh film “ 3 Idiots” dalam skripsi ini dengan tema Nilai-nilai Pendidikan Dalam Film “3 Idiots” dan relevansinya dengan Pendidikan Islam, yang diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan dalam konteks masa sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam film 3 Idiots dan relevansinya dengan Pendidikan Islam?
C. Tujuan dan Keguanaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam film 3 Idiots dan relevansinya dengan pendidikan Islam
2. Kegunaan penelitiann
a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap dunia pendidikan dalam upaya pengembangan pendidikan.
b. Sebagai bahan perbandingan bagi para pendidik dalam menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pendidik yang edukatif.


D. Kajian Pustaka
Sejauh penelusuran dan pengetahuan peneliti, belum di temukan bahwa fokus penelitian ini pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya, sehingga peneliti mencoba untuk dapat menelaah dari film 3 idiot yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan dalam sebuah karya tulis imiah. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Skripsi Yulikha Shobarohmi Ishar Mahasiswa Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga Th. 2009. Dengan judul “ Nilai-nilai pendidikan dalam Film Laskar Pelangi” (Sebuah Adopsi Novel Karya Andrea Hirata). Permasalahan dalam penelitian ini adalah mampu tidaknya peserta didik gemar menonton film dapat mengambil pelajaran dan mencontoh hal-hal yang positif dari sebuah film. Alasannya adalah film-film Indonesia saat ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pengajaran karena mampu mencegah peserta didik dari sifat verbalis dalam menghadapi segala problematika kehidupan.
Penelitian yang menggunakan metode dokumentasi ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam film Laskar Pelangi dan bagaimana implikasinya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai-nilai yang terkandung dalam film Laskar Pelangi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Sedangkan implikasi dari nilai-nilai pendidikan adalah agar nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam setiap lini pendidikan Islam, dapat dijadikan sebagai barometer penentu arah kebijakan, dan dasar penyesuaian pendidikan serta motivasi.
2. Skripsi Aji Triyantopo Mahasiswa Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga Th. 2010 dengan judul “ Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Film Kn Fa Yakun karya H. Guntur Novaris” latar belakang penelitian ini bahwa pendidikan nilai keagamaan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat diperlukan media pembelajaran yang lebih modern, rasional, komferehensif, mudah di tangkap dan dihayati oleh anak didik. Film selain dijadikan sebagai hiburan, seharusnya mampu diprioritaskan sebagai media yang efektif dan kreatif dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Terutama dalam film yang mengangkat tema keIslaman, yang mengandung banyak nilai-nilai pendidikan Islam seperti film Kun Fa Yakun.
Penelitian yang menggunakan pendekatan semiotic, dokumentasi dan wawancara ini membahas tentang Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam film Kun Fa Yakun. Adapun kesimpulan yang terkandung dalam film ini menunjukan pada tiga dimensi yaitu pada dimensi spiritual, budaya dan kecedasan. Sedangkan implikasinya nilai-nilai pendidikan Islam dalam film Kun Fa Yakun terhadap pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga. Terdapat dalam beberapa aspek pendidikan diantaranya adalah berimplikasi terhadap pendidikan suami, pendidikan bagi isteri, pendidikan bagi orang tua, dan pendidikan bagi anak.
3. Skripsi Wahyu Rahmawati Mahasiswa Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga Th. 2010 dengan judul “ Peran guru dalam Film Laskar Pelangi dan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam” latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman guru terhadap peran-perannya sebagai pendidik. Indikasinya karena guru masih terfokus pada masalah gaji yang sedikit, kedudukan yang rendah dan keterpaksaan menjadi guru. Sehingga diperlukan upaya untuk dapat membuka paradigma baru mengenai peran guru. Salah satunya dengan menonton film yang bertema kan pendidikan dibanding hanya melalui penataran atau training-training.
Penelitian yang menggunakan metode dokumentasi ini membahas tentang peran guru dalam film Laskar pelangi dan relevansinya dengan pendidikan agama Islam. Adapun hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa peran guru dalam film Laskar Pelangi dapat diidentifikasi dan dipilah menjadi tiga bagian yaitu peran guru terhadap pengembangan potensi dirinya, peran guru terhadap pengembangan peserta didik, dan peran guru yang memiliki dampak luas kepada masyarakat. Sedangkan keterkaitan antara peran guru dalam film Laskar Pelangi dengan PAI dapat dilihat dari peran guru sebagai muallim, murabby, mursyid, mudarris, muaddib dan ustadz.
E. Landasan Teori
1. Nilai dan Pendidikan
Dalam bukunya Louis O. Kattsoff “Pengantar Filsafat” disebutkan bahwa nilai merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui ataupun menolak sifat nilai tertentu. Nilai juga diartikan sebagai konsepsi abstrak yang ideal bukan fakta, bukan benda kongkrit, tidak hanya persoalan salah/ benar yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi.
Menurut Uyoh Sadullah nilai dalam pandangan aliran idealisme bersifat tetap tak akan berubah dari generasi ke genarasi atau bersifat absolut. Nilai tidak diciptakan manusia melainkan merupakan bagian dari alam semesta.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka yang penulis maksudkan adalah konsepsi-konsepsi abstrak yang ideal mengenai baik buruk, benar dan salah. Selanjutnya keyakinan manusia dan masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi pola pikir, perasaan (sense), sikap (attitude) dan prilaku (behavior) manusia dalam berbagai aspek kehidupan yang kemudian menjadi contoh atau pedoman bagi perbuatan selanjutnya.
Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Nasioanl Indonesia; pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti atau kekuatan batin, intelek, atau pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dalam bukunya Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Fuad Ihsan mengemukakan bahwa: “pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuh dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat kebudayaan”.
Al- Syaibani mendefinisikan pendidikan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku dalam kehidupan pribadi dan kehidupan sosial kemasyarakatan dan kehidupan dunia sekitarnya melalui proses pendidikan.
Dalam bukunya Kartini Kartono disebutkan bahwa pendidikan adalah segala perbuatan etis, kreatif, sistematis dan intensional, yang dibantu oleh metode dan tehnik ilmiah serta diarahkan pada pencapain tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati mengemukakan bahwa pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh generasi tua (dewasa) kepada generasi muda agar timbul interaksi dengan tujuan anak dapat mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung secara berkesinambunngan.
Setelah mencermati definisi diatas, bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui proses latihan yang kontinue dalam rangka membina sikap dan tingkah laku seseorang baik dalam lingkungan individu maupun sosial agar tercapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung secara terus menerus melalui proses pendidikan, agar terselaras dengan alam dan masyarakat.

2. Film Sebagai Media Pendidikan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, film mempunyai arti barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid tempat gambar potret negatif (yang akan dipotret atau dimainkan dalam bioskop) sedangkan berdasarkan undang-undang republik Indonesia Nomor 33 tahun 2009 tentang perfilman, menyatakan bahwa “ film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa dan dapat dipertunjukan”.
Perfilman telah mengalami kemajuan yang sangat pesat ditandai dengan munculnya berbagai film yang dihasilkan oleh dalam negeri maupun dari luar. Contohnya film Children of heaven, Ketika cinta bertasbih, Ayat-ayat cinta, Sang pemimpi, Laskar pelangi dan sebagainya.
Film-film tersebut digemari oleh berbagai kalangan karena selain mempunyai fungsi hiburan, film juga mempunyai fungsi sebagai sarana budaya, pendidikan, informasi, pendorong kreativitas dan ekonomi. Hal ini menguntungkan bagi dunia pendidikan, karena salah satu fungsi film sebagai media pendidikan. Akan tetapi tidak samua film-film tersebut cocok sebagai media pendidikan, karena ada film-film yang dibuat dengan lebih mengedapankan aspek hiburan, ekonomi, budaya, atau informasi dari aspek pada pendidikan.
Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan ada film yang cocok sebagai media pendidikan karena sengaja dibuat untuk tujuan pendidikan. Salah satunya adalah film 3 Idiots.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis bertumpu pada studi pustaka (library research). Maksudnya dengan jalan membaca, menalaah, memahami, dan menganalisis buku-buku yang ada kaitannya ada permasalahan yang dibahas didukung dengan penelitian dan objek film 3 Idiots
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan pendekatan pragmatik yang diperkenalkan oleh Abrams atau teori model Abrams. Karya yang berorientasi pragmatis banyak mengandalkan aspek guna (useful) dan nilai bagi penikmatnya.
Untuk mengambangkan pendekatan tersebut, penelitian ini menggunakan teori semiotika yang digunakan sebagai untuk mangakaji sebuah karya sastra untuk menemukan makna suatu karya.
Dengan demikian, penelitian ini akan menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan nilai-nilai Pendidikan dalam film 3 Idiots. Peneitian ini terutama dilakukan melalui media audio visual yaitu film 3 Idiots.
2. Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer adalah informasi atau data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah informasi atau data diperoleh dari sumber lain selain data primer. Jadi peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya karena berasal dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya.
a. Sumber data primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari film yang berjudul 3 Idiots. Fokus masalah yang akan dianalisis berasal dari film yang berjudul 3 Idiots.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari berbagai literature seperti buku, majalah, situs internet dan segala data yang berkaitan dengan penelitian, sehingga dapat membantu dalam menganalisa film yang berjudul 3 Idiots.

1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah suatu tekhnik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap peristiwa atau kegiatan tertentu. Adapun metode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengamati secara langsung terhadap obyek penelitian yaitu film 3 Idiots
b. Dokumentasi
Untuk mempermudah dalam pengumpulan data, maka penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui dokumen seperti : VCD, buku-buku, jurnal dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian ini.
c. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi lebih dari orang lain seputar masalah penelitian dengan objek penelitian yaitu film 3 Idiots.


5. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media masa. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi lainnya
Adapun langkah-langkah analisis data yang dimaksud adalah :
a. Mentransfer adegan dan dialog dalam bentuk tulisan (transkrip).
b. Merumuskan masalah dalam peta konsep.
c. Menentukan variable data yang berasal dari rumusan masalah.
d. Menentukan indicator-indikator dari variable data.
e. Memilah data (dari transkrip) yang sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan.
f. Menganalisis data.
g. Ketekunan pengamatan untuk menafsirkan data.


G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi kedalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.
Bagian awal berisi uraian tentang latar belakang masalah penulisan, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian yang di dalamnya terdapat jenis penelitian, pendekatan, dan sumber yang digunakan, teknik pengumpulan data, analisis data dan sistematika pembahasan.
Bagian inti berisi uraian Gambaran umum tentang film yang terdiri dari deskripsi teoritis tentang pengembangan pendidikan melalui media, fungsi film, peranan film dalam pendidikan, dan tinjauan umum tentang film 3Idiots yang memuat profil sutradara film 3 Idiots, identitas film dan synopsis cerita dari film 3 Idiots.
Bagian berikutnya Berisikan tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam film 3 Idiots dan relevansinya dengan Pendidikan Islam
Adapun dibagian akhir adalah penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar